Kamis, 03 Juni 2010
Unilever Merger dengan Knorr
PT Unilever Indonesia Tbk. menggabungkan usahanya atau merger penuh dengan PT Knorr Indonesia. Merger ini merupakan kelanjutan akuisisi Unilever terhadap 99,99 persen saham PT Knorr yang berlangsung Januari lalu.
"Merger ini diharapkan bisa mendapatkan sinergi dan efisiensi operasional lebih lanjut," kata Direktur Utama Unilever Maurits Lalisang dalam paparan publik di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (23/6).
Keputusan merger ini sudah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ini. Menurutnya ada merk produksi PT Knorr sudah cukup tenar di dunia. Akuisisi ini merupakan rangkaian akusisi perusahaan induk PT Knorr di Amerika oleh perusahaan induk Unilever di Belanda. "Knorr bisa memanfaatkan jaringan distribusi Unilever di Indonesia," kata dia.
Menurut Maurits, Unilever masih mengkaji kemungkinan akusisi atau merger dengan perusahaan lainnya selama 2004 ini. Menurutnya, Unilever terus mencari kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan melalui akuisisi atau mengembangkan kinerja perusahaan (organic growth).
Maurits tidak menyebutkan nama perusahaan yang akan diambil alih ini karena belum sampai tahap yang matang. "Rencana selalu ada tapi mengakuisisi perusahaan bukan persoalan yang mudah," kata dia.
Tahun 2004, lanjut dia, tingkat konsumsi kebutuhan rumah tangga sedikit melemah. Namun Maurits optimis tingkat penjualan bisa meningkat sekitar 10 sampai 15 persen. Selama 2003 Unilever membukukan keuntungan sebesar Rp 8,1 triliun.
Unilever juga membukukan laba bersih sebesar Rp 1,297 triliun. Dalam rapat ini, perseroan membagikan dividen sebesar Rp 200 per saham yang merupakan 118 persen dari laba bersih atau total Rp 1,526 triliun. Kelebihan dividen di atas laba ini merupakan tambahan dari laba yang ditahan tahun lalu.
Sebelumnya Unilever telah membayar dividen interim sebesar Rp 50 per saham pada Maret 2004. Sementara sisanya Rp 80 per saham akan dibagikan pada Agustus 2004. Total dividen Rp 200 per saham ini meningkat 67 persen dari tahun sebelumnya.
Maurits mengatakan tingginya jumlah dividen ini berkaitan dengan ulang tahun PT Unilever ke-70. Menurutnya jumlah dividen ini tidak akan berpengaruh pada posisi dana tunai perseroan. "Dana perseroan berada dalam posisi surplus sepanjang tahun dengan posisi dana akhir sebesar Rp 1,1 triliun," kata dia.
Unilever juga menganggarkan dana belanja atau capital expenditure sebesar US$ 140 juta tahun 2004 ini. Dana ini akan digunakan untuk penambahan kapasitas produk Unilever. Selain itu, Unilever juga menganggarkan dana US$ 500 juta untuk investasi selama 10 tahun. Besarnya investasi tiap tahun, kata Maurits, tergantung kebutuhan perseroan mengembangkan usahanya.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/06/23/brk,20040623-34,id.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar